DLHK Karawang Anggarkan Rp 1 Miliar untuk Taman dan Tugu, Namun Fakta di Lapangan Tak Sesuai

Ilustrasi: Petugas taman dari DLHK Karawang tengah melakukan perawatan rutin taman hias di Bundaran Badami, Karawang Barat, Selasa pagi (15/7/2025).

KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) mengalokasikan lebih dari Rp 1 miliar untuk pemeliharaan taman dan tugu di kawasan Bundaran Badami, Karawang Barat, pada tahun anggaran 2025.

Berdasarkan data dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE), anggaran tersebut terdiri dari Rp 816.270.000 untuk pemeliharaan Taman Bundaran Badami seluas 1.400 meter persegi dan Rp 200.000.000 untuk pemeliharaan Tugu The Window yang berada di tengah bundaran.

Kepala Bidang Pertamanan DLHK Karawang, Dede Primadi, sebelumnya menyatakan bahwa dana pemeliharaan digunakan untuk membayar upah 11 petugas taman, pengolahan lahan, penggantian tanaman mati, pembelian pupuk dan insektisida, serta perbaikan lampu dan pompa penyiraman.

“Anggaran taman dihitung berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan dan penting untuk menjaga estetika kawasan pusat kota,” kata Dede kepada KabarGEMPAR.com, Rabu (4/6/2025).

Namun, hasil penelusuran KabarGEMPAR.com di lokasi taman pada Selasa (15/7/2025), menunjukkan fakta berbeda. Berdasarkan pengakuan para pekerja, jumlah petugas taman yang aktif setiap hari hanya delapan orang sejak Januari 2025. Bahkan pada hari peninjauan, hanya lima orang yang terlihat bekerja di lapangan.

“Biasanya delapan orang. Hari ini cuma lima, satu izin, dua orang lagi masih dalam perjalanan,” ungkap salah satu pekerja yang telah lama bertugas.

Selain itu, terdapat selisih nominal terkait upah yang diterima. Dede sebelumnya menyebutkan bahwa setiap petugas digaji Rp 150.000 per hari. Namun menurut keterangan pekerja, mereka hanya menerima Rp 130.000 per hari, yang terdiri dari Rp 30.000 uang makan harian dan Rp 100.000 yang dibayarkan secara mingguan.

“Kalau tidak masuk, ya tidak digaji,” ucap pekerja tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada aktivitas pada hari Minggu karena dianggap hari libur.

Temuan ini mengindikasikan adanya dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, mulai dari jumlah tenaga kerja hingga sistem pembayaran upah. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan atas transparansi dan akuntabilitas penggunaan anggaran negara.

Ironisnya, tidak ditemukan papan informasi proyek di sekitar taman sebagaimana seharusnya. Para pekerja pun mengaku tidak mengetahui nama perusahaan pelaksana kegiatan tersebut. Mereka hanya mengenal sosok bernama Agus, yang disebut sebagai koordinator mereka.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak DLHK Karawang mengenai dugaan ketidaksesuaian tersebut, termasuk identitas pemenang tender yang bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan taman dan tugu di kawasan Bundaran Badami.

Laporan: Tim Kabar Karawang | Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup