Petani di Batujaya Karawang Mengeluh: Akses Solar Subsidi untuk Bajak Sawah Kini Makin Sulit

Ilustrasi petani mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi. Solar yang menjadi kebutuhan pokok untuk pengoperasian traktor pertanian.

KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Sejumlah petani dan tukang bajak sawah (kolektor) di wilayah Kecamatan Batujaya, Kabupaten Karawang, mengeluhkan sulitnya memperoleh bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi. Solar yang menjadi kebutuhan pokok untuk pengoperasian traktor pertanian kini tak semudah dulu untuk didapatkan.

Salah satu keluhan datang dari Danu, warga Dusun Jatimulya RT 015 RW 004, Desa Karyamulya, Kecamatan Batujaya. Danu setiap harinya mengoperasikan traktor bajak sawah, dan biasanya menghabiskan hingga 15 liter solar per hari. Namun sejak beberapa waktu terakhir, ia hanya bisa memperoleh 12 liter per hari itupun dengan berbagai syarat administratif.

“Sekarang makin susah. Harus pakai rekomendasi dari desa dan dinas pertanian. Padahal kita butuh solar setiap hari buat nyari nafkah,” ujar Danu kepada KabarGEMPAR.com, Sabtu,  (19/7/2025).

Menurutnya, proses pengajuan rekomendasi tak selalu cepat. Padahal pekerjaan membajak sawah sangat bergantung pada ketersediaan bahan bakar agar tidak mengganggu jadwal tanam petani.

“Kalau solar telat, lahan gak bisa cepat diolah. Panen bisa mundur. Ujung-ujungnya petani juga yang rugi,” katanya.

Wilayah Pertanian Luas, Tapi Akses BBM Sulit

Desa Karyamulya, tempat tinggal Danu, tercatat sebagai salah satu desa pertanian produktif di Batujaya. Berdasarkan data statistik 2021, desa ini memiliki luas wilayah sebesar 549 hektar, dengan 458 hektar di antaranya merupakan lahan sawah aktif.

Sementara itu, Kecamatan Batujaya sendiri memiliki luas wilayah total sekitar 7.833 hektar, mencakup 10 desa. Wilayah ini dikenal sebagai sentra pertanian padi di wilayah utara Kabupaten Karawang. Aktivitas pertanian di daerah ini sangat tergantung pada alat berat seperti traktor, khususnya menjelang musim tanam.

Namun ironisnya, akses terhadap BBM subsidi justru semakin ketat dan berbelit. Para petani dan operator bajak sawah seperti Danu terpaksa harus antre dan mengurus surat rekomendasi ke desa hingga ke dinas pertanian hanya untuk mendapatkan beberapa liter solar.

“Pemerintah pusat dan daerah harusnya paham, bahwa kebutuhan solar bagi petani itu harian, bukan bulanan. Kalau prosedurnya rumit, petani jadi korban,” tambah Danu.

Harapan untuk Pemerintah Daerah

Para petani Batujaya berharap, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian maupun lembaga penyalur BBM, dapat segera memperbaiki mekanisme distribusi solar subsidi bagi sektor pertanian. Tanpa dukungan logistik seperti BBM, produktivitas lahan sawah bisa terganggu yang berujung pada penurunan hasil panen dan kesejahteraan petani.

Redaksi KabarGEMPAR.com akan terus memantau dan menyuarakan keluhan petani Karawang, agar kebijakan subsidi betul-betul menyentuh mereka yang membutuhkan di lapangan.

Reporter: Tim Kabar Karawang | Editor: Redaktur KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup