Menolak Lupa: Sejarah Berdirinya Karawang dan Jejak Kepemimpinan dari Masa ke Masa
Penulis: Mulyadi | Pemimpin Redaksi
Data: Diambil dari berbagai sumber sejarah karawang
KABARGEMPAR.COM – Kabupaten Karawang pada 14 September 2025 genap berusia 392 tahun. Hari jadi ini ditetapkan berdasarkan penelitian sejarah yang mengacu pada 10 Rabiul Awal 1043 Hijriah atau bertepatan dengan 14 September 1633 Masehi. Momentum ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan refleksi perjalanan panjang Karawang sejak kelahirannya hingga kini.
Tokoh di Balik Berdirinya Karawang
Tokoh sentral di balik berdirinya Karawang adalah Raden Singaperbangsa. Beliau diangkat oleh Sultan Agung Mataram pada 1633 sebagai bupati pertama Karawang. Raden Singaperbangsa memimpin dengan bijaksana, membuka wilayah hutan menjadi pemukiman, serta menjadikan Karawang sebagai daerah penting di jalur Pantura.
Pusat pemerintahan pertama berada di Kampung Tanjungpura, yang kini masuk wilayah Kecamatan Karawang Barat. Dari titik inilah roda pemerintahan Karawang berputar, menjadi pusat administrasi, perdagangan, dan pertanian.
Wilayah Kekuasaan Karawang
Pada masa awal berdiri, wilayah kekuasaan Karawang mencakup kawasan yang sangat luas, mulai dari Bekasi, Purwakarta, Subang, hingga sebagian wilayah Bogor. Seiring perkembangan zaman, pemekaran wilayah pun terjadi, hingga Karawang berdiri sebagai kabupaten dengan batas administratif yang kita kenal sekarang.
Jejak Kepemimpinan Bupati Karawang

Sejarah Karawang tak lepas dari deretan nama bupati yang memimpin dari masa ke masa. Berikut urutan bupati Karawang yang berhasil dihimpun:
Masa Awal (1633 – 1945)
- Raden Singaperbangsa (1633–1677) – bupati pertama Karawang, pendiri kabupaten.
(Setelahnya terdapat penerus dari garis keturunan Singaperbangsa dan tokoh lokal lainnya, namun dokumentasi lengkap pada masa kolonial VOC dan Hindia Belanda tidak seluruhnya tercatat.)
Era Kemerdekaan (1945 – 2000)
- Raden Djuarsa (1945–1948)
- Raden Ateng Surya Satjakusumah (1948–1949)
- Raden Hasan Surya Satjakusumah (1949–1950)
- Raden H. Rubaya Suryanatamihardja (1950–1951)
- Moh. Tohir Mangkudijoyo (1951–1956)
- Letkol Inf. Husni Hamid (1956–1961)
- Letkol Inf. Setia Syamsi (1961–1966)
- Kol. Inf. Tata Suwanta Hadisaputra (1966–1971)
- Kol. Cpl. H. Opon Supandji (1971–1976)
- Kol. Czi. H. Sumarno Suradi (1976–1981)
- Kol. Inf. Drs. H. Dadang S. Muchtar (1981–1991)
- Kol. Inf. Drs. H. Dadang S. Muchtar (1991–1996, periode kedua)
- R.H. Daud Priatna, S.H. (21 Feb 2000 – 15 Des 2000, Pj.)
- Letkol Inf. Achmad Dadang (15 Des 2000 – 18 Nov 2005)
Era Reformasi (2005 – sekarang)
- Drs. H. Dadang S. Muchtar, M.Si. (18 Nov 2005 – 15 Des 2005, Pj.)
- Drs. H. Dadang S. Muchtar, M.Si. (16 Des 2005 – 16 Des 2010, periode ketiga)
- H. Ade Swara, M.H. (27 Des 2010 – 19 Des 2014)
- dr. Cellica Nurrachadiana (19 Des 2014 – 27 Des 2015, Plt.)
- dr. Cellica Nurrachadiana (17 Feb 2016 – 17 Feb 2021, periode pertama)
- dr. Cellica Nurrachadiana (26 Feb 2021 – 25 Sep 2023, periode kedua)
- H. Aep Syaepuloh, S.E. (25 Sep 2023 – 20 Feb 2025)
- Drs. H. Teppy Wawan Dharmawan, S.H., M.K.M. (24 Sep 2024 – 23 Nov 2024, Pj. Sementara)
- H. Aep Syaepuloh, S.E. (20 Feb 2025 – sekarang, petahana)
Karawang Hari Ini
Kini, Karawang dikenal sebagai salah satu daerah penopang utama Jawa Barat. Julukan “Lumbung Padi Nasional” masih melekat kuat, namun Karawang juga menjelma menjadi kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Perjalanan panjang ini adalah bukti bahwa sejarah bukan hanya untuk dikenang, melainkan juga menjadi pondasi melangkah ke depan.
Dengan semangat “Menolak Lupa”, kita diajak menghargai jasa para pendiri dan bupati Karawang dari masa ke masa. Dari Raden Singaperbangsa hingga Aep Syaepuloh hari ini, Karawang telah membuktikan dirinya sebagai daerah dengan sejarah panjang, budaya yang kuat, dan potensi yang terus berkembang.
Sejarah panjang Karawang tidak hanya tercatat dalam deretan nama-nama bupati, tetapi juga dalam perjalanan pembangunan, perjuangan rakyat, dan dinamika sosial-budaya yang menyertainya.*
Harapan penulis: jika terdapat kekeliruan dalam penulisan nama bupati maupun periode masa jabatan, besar harapan agar para pembaca, sejarawan, dan pemerhati sejarah Karawang dapat memberikan koreksi demi kesempurnaan catatan sejarah ini.