Delapan Dekade Merdeka, Inilah Perusahaan Tua yang Masih Eksis di Indonesia

Gedung Pegadaian/Foto Dok Pegadaian

JAKARTA | KabarGEMPAR.com – Hari ini 80 tahun Indonesia merdeka, ribuan perusahaan lahir dan tumbuh di negeri ini. Ada yang datang dari ide anak bangsa, ada pula yang masuk dari luar negeri. Namun, di balik gegap gempita bisnis modern, masih ada perusahaan yang sudah lebih dulu hadir sebelum Republik ini berdiri dan hingga kini tetap bertahan, bahkan semakin berkontribusi pada perekonomian bangsa.

Mereka bukan hanya mampu melewati masa penjajahan, krisis, hingga disrupsi digital, tetapi juga terus menjadi tulang punggung lapangan kerja, pajak negara, serta penggerak ekonomi masyarakat.

Lantas, siapa saja perusahaan berusia panjang tersebut?

  1. Unilever

Jejak Unilever di Indonesia dimulai pada 1933 ketika Lever Zeepfabrieken N.V. membuka pabrik sabun di Angke, Jakarta Utara. Berawal dari produk sabun, kini merek Unilever sudah melekat dalam keseharian masyarakat. Sunlight, Rinso, Lifebuoy, hingga Pepsodent sering disebut sebagai nama produk, padahal sejatinya adalah merek dagang.

Hari ini, Unilever bukan hanya produsen barang konsumsi, melainkan juga penggerak ekonomi rakyat. Dari 4.266 karyawan, 80 ribu warung mitra, 35 ribu petani kedelai hitam dan gula kelapa, hingga jutaan pelaku rantai pasok ikut tumbuh bersama. Bahkan, Unilever Indonesia tercatat sebagai pionir dalam laporan keberlanjutan sejak 2001 dan pelopor implementasi Sistem Jaminan Produk Halal.

  1. PT Pos Indonesia

Bermula pada 26 Agustus 1746 atas prakarsa Gubernur Jenderal VOC Gustaaf Willem Baron van Imhoff, kantor pos pertama berdiri di Batavia. Dari sekadar jalur dagang, layanan pos berkembang menjadi penghubung antarkota dan antarpulau, hingga kini menjelma perusahaan logistik dan jasa keuangan.

Perannya krusial mulai dari menyalurkan bantuan sosial, mendukung UMKM, hingga menyediakan akses keuangan yang inklusif bagi masyarakat pelosok.

  1. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Sejarah BRI dimulai dari kepedulian Raden Bei Aria Wirjaatmadja yang memanfaatkan kas masjid di Purwokerto pada 1895 untuk membantu guru dan petani terbebas dari jeratan rentenir. Dari situlah embrio BRI lahir, sebelum kemudian berkembang menjadi bank rakyat terbesar di Indonesia.

Kini BRI dikenal sebagai banknya UMKM. Per Juni 2025, hampir 45% portofolio kreditnya tersalurkan ke sektor UMKM. Jaringannya pun luar biasa luas dengan lebih dari 1,2 juta agen BRILink yang menjangkau hingga pelosok negeri.

  1. Sido Muncul

Dari dapur kecil Go Djing Nio di Ambarawa tahun 1930, lahirlah racikan jamu yang kemudian populer sebagai Tolak Angin. Perusahaan ini resmi berdiri sebagai pabrik Sido Muncul pada 1951 dengan arti “impian yang terwujud”.

Kini, Sido Muncul bukan hanya Tolak Angin. Ada Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe, hingga produk farmasi modern. Perusahaan keluarga ini tumbuh menjadi salah satu raksasa jamu nasional yang mampu bersaing hingga pasar internasional.

  1. Semen Padang

Pabrik semen pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, berdiri pada 1910 di Indarung, Sumatera Barat, dengan nama NV Nederland Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM). Setelah dinasionalisasi tahun 1957, namanya berubah menjadi Semen Padang.

Produknya menjadi bahan utama pembangunan infrastruktur nasional, dari Monas, Gedung DPR/MPR, hingga gedung-gedung pencakar langit. Kini Semen Padang terus berinovasi, salah satunya dengan produk bata ramah lingkungan dan tahan gempa.

  1. Kapal Api

Perjalanan kopi Kapal Api dimulai pada 1920-an dari usaha rumahan Go Soe Loet di Surabaya. Generasi berikutnya, Soedomo Mergonoto, membesarkan merek ini hingga mendirikan PT Santos Jaya Abadi dan menguasai pasar kopi nasional.

Dengan diversifikasi produk seperti Kopi ABC, Good Day, hingga kedai kopi Excelso, Kapal Api kini menguasai sekitar 60% pangsa pasar kopi di Indonesia.

  1. Pegadaian

Sejak 1901, Pegadaian sudah hadir sebagai solusi masyarakat untuk mendapatkan dana tunai dengan cepat. Dari layanan gadai tradisional, kini Pegadaian merambah ke tabungan emas, pembiayaan, hingga program pemberdayaan UMKM.

Dengan lebih dari 4.000 outlet dan 240 ribu agen, Pegadaian menjadi pilar penting inklusi keuangan di Indonesia.

  1. Kimia Farma

Kimia Farma adalah pelopor industri farmasi di Indonesia. Berawal dari NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang berdiri pada 1817 di era kolonial Belanda, perusahaan ini dinasionalisasi pada 1958.

Kini, Kimia Farma menjadi BUMN farmasi dengan jaringan apotek terbesar di Indonesia, sekaligus pemain penting dalam industri kesehatan nasional.

Laporan : Tim Kabar Nasional | Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup