Gedung Negara dan Pendopo Kabupaten Purwakarta: Jejak Sejarah, Warisan Budaya yang Tetap Hidup
PURWAKARTA | KabarGEMPAR.com – Jantung Kabupaten Purwakarta, berdiri megah dua bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang pemerintahan dan kebudayaan: Gedung Negara dan Pendopo Kabupaten. Dibangun pada rentang tahun 1857 hingga 1860, keduanya bukan hanya struktur fisik semata, tetapi juga warisan tak ternilai yang menjadi tonggak awal Purwakarta sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Karawang Timur kala itu.
Berdasarkan arsip dan manuskrip tangan langsung peninggalan Bupati Karawang di Purwakarta, R.A.A. Sastraadhiningrat III (1886–1911), disebutkan bahwa pembangunan dua bangunan ini dilakukan di bawah pengawasan Patih Karawang di Purwakarta, R. Tohir Natanegara. Kala itu, wilayah Purwakarta dipersiapkan menjadi ibu kota baru menggantikan pusat pemerintahan sebelumnya.
Satu Kesatuan Arsitektur: Gedong Nagara dan Padaleman
Dalam istilah Sunda, Gedung Negara dikenal sebagai Gedong Nagara, dan dahulu digunakan sebagai tempat tinggal resmi para bupati, sehingga masyarakat kerap menyebutnya padaleman, dari kata dalem—panggilan hormat untuk bupati pada masa itu. Gedung ini menyatu dengan Pendopo, tempat diselenggarakannya acara kenegaraan dan aktivitas pemerintahan lainnya.
Arsitekturnya kokoh, dibangun dengan material lokal: batu kali dan pasir dari Sungai Cikao, kapur dari wilayah sekitar, serta bata merah dan genteng tanah liat produksi pengusaha Tionghoa, Tio Ahay, dari Bongas. Gentengnya begitu kuat, dengan berat mencapai 2,5 kilogram per buah, hingga orang dewasa dapat berjalan di atasnya tanpa menyebabkan keretakan. Kayu jati untuk tiang, kusen, dan balok atap diambil dari hutan-hutan Cibungur, Parakansalam, dan Mangga Besar. Balok-balok itu ditarik ke lokasi menggunakan kerbau, hingga 10 pasang kerbau untuk satu balok besar. Sementara itu, ukiran tiang pendopo dibuat oleh seniman asal Palembang bernama Baksin, dan pengerjaan struktur bangunan melibatkan tukang Belanda bernama Tuan Baas serta ratusan tenaga lokal.
Dari Pemerintahan ke Markas Militer
Gedung ini berfungsi sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Karawang Timur hingga 1 April 1948, sebelum ibu kota dipindahkan ke Subang. Dalam periode transisi tersebut, gedung digunakan oleh militer sebagai markas Brigade Infanteri XIV/Mesabarwang, bagian dari Divisi Siliwangi. Tokoh-tokoh penting seperti Letjen (Purn.) Achmad Kemal Idris dan Brigjen (Purn.) Willy Gayus Alexander Lasut pernah menjabat sebagai komandan di tempat ini.
Setelah Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1968 menetapkan pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang, Gedung Negara dan Pendopo kembali difungsikan sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Purwakarta. Sejak itu, deretan bupati kembali mendiami kompleks bersejarah ini, mulai dari H.R. Suria Sunarya Ronggowaluyo hingga Hj. Anne Ratna Mustika, S.E.

Pusat Budaya dan Perayaan Rakyat
Gedung ini tidak hanya berperan dalam pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat budaya. Catatan kenangan R. Soeria di Radja menggambarkan betapa meriahnya suasana di Alun-alun Purwakarta pada masa Lebaran sekitar tahun 1912–1917, di masa pemerintahan R.T.A. Gandanegara. Masyarakat berbondong-bondong datang dengan pakaian terbaik, menikmati hiburan rakyat seperti adu domba, ronggeng, dan pertunjukan topeng.
“Alun-alun penuh sesak oleh manusia yang berdandan sekuat tenaga… baju baru, kain baru. Kemeriahan tontonan beraneka macam, adu domba, adu babi hutan, permainan rebutan, balapan, dan pada malam harinya penuh dengan hiburan, ronggeng, topeng, dan lainnya.”
Wisata Budaya yang Hidup
Kini, Gedung Negara dan Pendopo masih berdiri kokoh dan terawat baik di Jalan Ganda Negara Kaum, Kelurahan Sindangkasih, Kecamatan Purwakarta. Fungsinya sebagai Kantor Bupati dan Wakil Bupati terus berlanjut, menjadikannya satu dari sedikit bangunan warisan kolonial yang masih digunakan secara aktif dalam pemerintahan modern.
Bagi wisatawan dan pencinta sejarah, tempat ini bukan sekadar destinasi, melainkan portal waktu yang membawa kita menelusuri jejak masa lalu. Gedung Negara dan Pendopo Purwakarta adalah simbol keberlanjutan antara sejarah, budaya, dan fungsi negara yang hidup hingga hari ini.
Reporter: Juhaeri
Sumber: disipusda.purwakartakab.go.id