Indonesia-UNEP Perkuat Sinergi Kehutanan Global

Wakil Menteri Kehutanan RI, Rohmat Marzuki, melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP), Inger Andersen, di Kantor UNEP Brasil, Senin (10/11/2025).

BRASIL | KabarGEMPAR.com – Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan kepemimpinannya dalam isu kehutanan dan perubahan iklim global. Wakil Menteri Kehutanan RI, Rohmat Marzuki, melakukan pertemuan bilateral dengan Direktur Eksekutif United Nations Environment Programme (UNEP), Inger Andersen, di Kantor UNEP dalam rangkaian Konferensi Perubahan Iklim COP-30 di Belem, Brasil, Senin (10/11/2025).

Pertemuan itu menjadi momentum penting untuk memperkuat kembali kemitraan Indonesia–UNEP yang sebelumnya tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) Oktober 2024 antara UNEP dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebelum terjadinya transisi kelembagaan.

Meski implementasi MoU belum berjalan optimal pasca-transisi, Wamenhut menegaskan bahwa komitmen tersebut tetap menjadi pijakan kokoh dalam agenda kerja sama kehutanan di masa depan.

“Kerja sama Indonesia dan UNEP merupakan langkah strategis untuk memperkuat aksi global dalam perlindungan hutan, mitigasi perubahan iklim, dan pemberdayaan masyarakat yang hidup bergantung pada hutan,” ujar Rohmat Marzuki.

Prioritas Strategis Kehutanan

Rohmat memaparkan tiga prioritas strategis Kementerian Kehutanan yang tengah didorong, yaitu:

  1. Penguatan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan,
  2. Pengembangan model multiusaha kehutanan, serta
  3. Percepatan pengakuan dan pemberdayaan hutan sosial dan hutan adat.

Ketiga prioritas ini disebut sebagai fondasi menjaga keberlanjutan hutan Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

FOLU Net Sink 2030 Jadi Agenda Utama

Wamenhut kembali menegaskan bahwa Forest and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 tetap menjadi agenda strategis nasional. Indonesia menargetkan sektor kehutanan dan penggunaan lahan menyerap emisi lebih besar dibandingkan emisi yang dihasilkan pada 2030.

Untuk mencapai target tersebut, Indonesia berharap UNEP dapat memperkuat dukungan dalam berbagai aspek, mulai dari restorasi hutan dan gambut, peningkatan sistem MRV, safeguards lingkungan dan sosial, pengembangan kapasitas, hingga pembiayaan inovatif untuk REDD+.

Visi Indonesia Jadi Pusat Pasar Karbon Global

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menyampaikan visi besar untuk menjadi Pusat dan Pasar Karbon Global. Potensi besar hutan tropis disebut sebagai modal utama Indonesia untuk memimpin inovasi, pertukaran pengetahuan, dan arsitektur investasi karbon berkelanjutan.

Rohmat menyebut posisi Indonesia sangat strategis untuk menciptakan pasar karbon yang kredibel, inklusif, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat yang tinggal di kawasan hutan.

Penguatan Peran ITPC

Selain itu, Indonesia menekankan pentingnya memperkuat kerja sama dengan International Tropical Peatlands Center (ITPC).

ITPC diharapkan dapat memainkan peran lebih luas dalam metodologi penghitungan karbon, pencegahan kebakaran gambut, serta pengembangan model-model penghidupan berbasis restorasi. Hal ini dinilai selaras dengan agenda FOLU Net Sink 2030 maupun misi global UNEP dalam perlindungan ekosistem gambut tropis.

“Kami yakin bahwa pembaruan kemitraan Indonesia–UNEP akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu aktor utama dalam aksi kehutanan dan iklim global,” tutup Rohmat.

Laporan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *