Koperasi Merah Putih: Ambisi Jakarta Menjadi Role Model Ekonomi Kerakyatan
JAKARTA | KabarGEMPAR.com – Di tengah upaya pemulihan ekonomi pascapandemi dan tekanan global, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan sebuah program besar: pembentukan 267 Koperasi Kelurahan Merah Putih. Program ini bukan hanya janji politik, melainkan bagian dari strategi pembangunan jangka menengah yang telah tertuang dalam RPJMD DKI Jakarta.
Gubernur Pramono Anung menyampaikan bahwa koperasi kelurahan akan menjadi kendaraan utama dalam mengentaskan kemiskinan struktural dan menciptakan pemerataan ekonomi. “Ini amanat Presiden. Jakarta harus jadi pelopor,” ujarnya.
Membangun dari Kelurahan Koperasi Kelurahan Merah Putih akan didesain memiliki tujuh unit bisnis utama. Di antaranya kantor koperasi, kios sembako murah, unit simpan pinjam, apotek atau klinik, gudang komunal, serta sistem logistik. Setiap kelurahan diberikan keleluasaan mengembangkan unit-unit ini sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal.
“Contohnya, kelurahan di kawasan pesisir bisa kembangkan koperasi nelayan. Yang di tengah kota bisa fokus pada logistik atau kesehatan,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DKI Jakarta, Endah Lestari.
Tantangan di Lapangan Meski terlihat menjanjikan, realisasi program ini tak semudah membalik telapak tangan. Salah satu tantangannya adalah sumber daya manusia dan literasi koperasi di tingkat kelurahan. Banyak warga dan pengurus RT/RW belum memahami sistem koperasi modern.
“Kami akan libatkan universitas, lembaga pelatihan, dan LSM untuk pendampingan,” ujar Endah. Ia juga menyebut bahwa DKI telah menyiapkan modul pelatihan manajemen koperasi dan pendanaan awal untuk setiap unit koperasi yang lolos verifikasi kesiapan.
Dukungan Pemerintah Pusat Wakil Menteri Desa dan PDT, Ahmad Riza Patria, menyambut baik inisiatif DKI. Ia menilai, Jakarta mampu menjadi contoh sukses yang dapat direplikasi di daerah lain. “Kalau Jakarta bisa membentuk 267 koperasi dalam waktu singkat, ini sinyal kuat bahwa koperasi bukan barang usang, tapi masa depan ekonomi nasional,” ujar Riza.
Peran Digitalisasi Berbeda dari koperasi tradisional, koperasi kelurahan versi Merah Putih ini akan dilengkapi sistem digital terintegrasi. Mulai dari aplikasi simpan pinjam, pemesanan sembako daring, hingga layanan kesehatan berbasis daring.

“Kami menggandeng startup lokal untuk membuat sistem ini ramah pengguna, terutama bagi warga usia lanjut,” kata Pramono. Ia menegaskan, digitalisasi bukan untuk gaya-gayaan, tapi untuk efisiensi dan transparansi.
Harapan Besar, Jalan Panjang Jika sesuai target, pada 12 Juli 2025, seluruh koperasi telah terbentuk, dan awal Oktober bisa mulai beroperasi. Pemerintah optimistis, dalam dua tahun ke depan, koperasi kelurahan akan menyerap ribuan tenaga kerja lokal, menggerakkan UMKM, serta mengurangi ketergantungan warga pada tengkulak dan rentenir.
“Ini bukan sekadar koperasi. Ini gerakan ekonomi kerakyatan,” tegas Pramono.
Namun, jalan panjang masih terbentang. Dari kesiapan lahan, SDM, digitalisasi, hingga pembinaan jangka panjang, semua membutuhkan sinergi lintas sektor. Tapi jika Jakarta berhasil, bukan tidak mungkin “Koperasi Merah Putih” akan menjadi nama baru dalam sejarah keberhasilan ekonomi berbasis komunitas di Indonesia.
Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com
Sumber: Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta
- digitalisasi koperasi kelurahan
- ekonomi kerakyatan kelurahan
- Koperasi Merah Putih Jakarta
- koperasi modern berbasis komunitas
- koperasi sebagai role model nasional
- koperasi sebagai solusi UMKM
- pelatihan SDM koperasi Jakarta
- pembangunan ekonomi pascapandemi
- program koperasi DKI Jakarta
- strategi pengentasan kemiskinan Jakarta