Program Integrasi Layanan Primer, Pustu Sindangsari Jemput Bola Layani Warga

Nana Sudrajad, Mantri Koordinator Puskesmas Pembantu (Pustu) Sindangsari.

KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Pemerintah terus memperkuat layanan kesehatan primer melalui Program Integrasi Layanan Primer (ILP) yang diinisiasi Kementerian Kesehatan RI. Salah satu wujud nyata pelaksanaan program tersebut terlihat di Desa Sindangsari, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, di mana layanan kesehatan keliling kini menjadi bagian dari rutinitas tenaga medis setempat.

Nana Sudrajad, Mantri Koordinator Puskesmas Pembantu (Pustu) Sindangsari, memimpin langsung pelaksanaan program kesehatan berbasis komunitas ini. Ia menegaskan bahwa tenaga kesehatan kini tidak lagi menunggu pasien datang ke fasilitas kesehatan, melainkan secara aktif mendatangi mereka.

“Setelah jam 12 siang kami turun ke lapangan. Kami datangi rumah warga yang membutuhkan, terutama ibu hamil dan lansia yang kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Ini cara kami menjalankan misi ILP dengan pendekatan jemput bola,” ungkap Nana, Kamis (06/11/2025).

Program ILP menekankan pentingnya layanan kesehatan yang terkoordinasi, inklusif, dan berkesinambungan. Melalui Pemantauan Wilayah Setempat (PWS), petugas Pustu seperti Nana rutin melakukan pemeriksaan ke rumah-rumah warga untuk mendeteksi dini potensi gangguan kesehatan.

“Kami tak ingin ada warga yang sakit tapi terabaikan. Itu ironis dan bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan dasar yang harus dirasakan semua lapisan masyarakat,” jelasnya. Ia pun berpesan agar warga segera melapor atau datang ke Puskesmas bila mengalami keluhan sakit.

Kepala Puskesmas Kutawaluya, dr. Hariri Hasan, membenarkan pola kerja tenaga Pustu yang sebagian besar bergerak di lapangan. “Kunjungan warga ke Pustu memang rendah. Dengan ILP ini, tenaga kesehatan kami dorong aktif mencegah dan menangani langsung di masyarakat. Lebih efektif dan tepat sasaran,” ujarnya.

Dengan ILP, pemerintah ingin menciptakan transformasi kesehatan primer yang adaptif, merata, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Upaya yang dilakukan di Sindangsari menjadi contoh nyata komitmen pelayanan kesehatan yang lebih proaktif dan humanis, menyentuh warga hingga pelosok desa.

Reporter: Dedi Mio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *