Proyek Infrastruktur Karawang Kembali Disorot, Askun: “Ini Lingkaran Setan APBD”
KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Publik kembali dibuat menggelengkan kepala melihat pola berulang dalam pengelolaan proyek infrastruktur yang bersumber dari anggaran pemerintah di Kabupaten Karawang. Alih-alih menunjukkan perbaikan, sejumlah proyek fisik justru kembali memunculkan persoalan klasik: perencanaan terburu-buru, pengerjaan asal-asalan, hingga keterlambatan yang seolah menjadi tradisi.
Situasi tersebut membuat sejumlah pemerhati menyebutnya sebagai “proyek lingkaran setan APBD”, karena meski anggaran terus digelontorkan setiap tahun, masalah yang muncul justru tetap sama dari waktu ke waktu.
Dua proyek terbaru yang menjadi sorotan adalah pembangunan Sabuk Pantai Muara Pakisjaya dan Jetty Muara Sedari. Keduanya dinilai memiliki pola serupa dan kini tengah menghadapi potensi keterlambatan penyelesaian.
Pengamat kebijakan publik Karawang, Asep Agustian, yang akrab disapa Askun, menilai dua proyek yang tengah berjalan di wilayah pesisir Karawang itu berpotensi besar tidak selesai tepat waktu. Ia menyoroti persoalan mulai dari penunjukan kontraktor hingga lemahnya pengawasan oleh pejabat teknis.
“Sebelumnya saya mengkritisi proyek sabuk pantai Pakisjaya yang molor. Proyek itu merupakan hasil pilihan atau penunjukan dari Kabid Pentahelix, alias Kabid SDA PUPR Karawang. Sekarang muncul proyek Jetty Muara Sedari dengan nilai Rp 2,4 miliar, dan itu pun molor,” ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Menurut Askun, target penyelesaian sebelum akhir tahun ini dinilainya tidak realistis.
“Dua proyek itu mustahil selesai pada akhir Desember 2025,” tegasnya.
Selain persoalan jadwal, ia juga mempertanyakan rekam jejak pelaksana proyek Jetty Muara Sedari, CV Cakra Buana Utama, yang dinilainya belum jelas kemampuan teknisnya.
“Itu CV dari mana? Pilihan siapa? Apakah sudah dipikirkan analisis akademisnya? Secara teknis saja tidak mungkin selesai tepat waktu,” tambahnya.
Dengan nada sinis, Askun bahkan menyamakan target penyelesaian proyek tersebut dengan legenda Sangkuriang.
“Jangan kebanyakan halu. Jangan sok bicara akademisi, sok pentahelix. Kalau bicara lingkaran setan, lihat saja, semua setannya ada di situ,” ucap Askun.
Ia pun mendesak Bupati Karawang untuk mengevaluasi bahkan mencopot Kabid SDA Aries, yang menurutnya tidak mampu menjalankan fungsi teknis secara profesional.
“Orang seperti ini masih pantas dipertahankan? Saya kira sudah tidak. Pindahkan saja ke bidang yang cocok untuk akademisi, bukan teknis,” paparnya.
Askun juga mengapresiasi rencana Ketua LMP Mada Jawa Barat, H. Awandi Siraj, yang akan melakukan audiensi atau aksi unjuk rasa terkait persoalan ini.
“Itu hak mereka, silakan. Yang jelas mimpi yang diharapkan dari Kabid SDA tidak terbukti. Katanya proyek sabuk pantai mau diputus kontrak, tapi sampai sekarang tidak diputus, padahal pekerjaan baru 20 persen,” pungkasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas PUPR Kabupaten Karawang belum berhasil dimintai keterangan terkait dugaan keterlambatan pada dua proyek tersebut.
Laporan: Tim Kabar Karawang
