Prabowo Murka: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
Oleh: Mulyadi | Pemimpin Redaksi KabarGEMPAR.com
KABARGEMPAR.COM – Di tempat yang penuh sejarah dan makna, dalam peringatan hari lahirnya Pancasila. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato yang meledak-ledak, penuh amarah, dan sangat jelas pesannya: kesabaran negara terhadap pengkhianat dan koruptor telah habis. “Jangan anggap NKRI bisa ditipu,” katanya tegas, dengan nada yang tak mengizinkan penafsiran lain. Ini bukan sekadar pidato seremonial ini peringatan keras, bahkan ancaman terbuka kepada siapa saja yang bermain api dengan kepercayaan rakyat.
Prabowo tidak sedang berbasa-basi. Ia menyasar langsung para elit, para pemegang jabatan penting yang selama ini berlindung di balik kekuasaan dan jaringan politik. Ia mengingatkan bahwa jabatan adalah amanah, bukan alat menumpuk kekayaan. “Segera benah diri, segera bersihkan diri,” seru Prabowo, seakan ingin mengguncang kursi-kursi nyaman yang ditempati oleh pejabat-pejabat oportunis.
Ia bicara soal kesetiaan pada negara, bukan kepada partai, bukan kepada kelompok, bukan kepada dinasti. Mereka yang melanggar konstitusi, menyalahgunakan jabatan, atau bahkan hanya sekadar tidak mampu menjalankan tugas dengan baik, lebih baik mundur sebelum diberhentikan. Pesannya keras, namun tepat sasaran: rakyat sudah terlalu lama dikhianati.
Pidato ini juga terasa sangat personal. Prabowo tidak sekadar menyampaikan tugas negara, tetapi menyuarakan keresahan sebagai seorang patriot, sebagai seorang ayah bangsa. “Kami berbuat ini hanya untuk anak-anak dan cucu-cucu kita,” katanya, menegaskan bahwa perjuangan ini bukan untuk dirinya, tapi untuk generasi yang akan datang. Ia ingin menyerahkan negara ini dalam keadaan kuat, adil, dan bebas dari kemiskinan serta kelaparan.
Namun tentu, pidato sebagus apa pun tidak akan berarti tanpa tindakan nyata. Prabowo kini menantang dirinya sendiri untuk membuktikan bahwa amarahnya bukan retorika politik semata. Korupsi sudah terlalu lama menjadi luka yang dibiarkan membusuk. Jika benar ia murka, maka harus ada gelombang bersih-bersih yang nyata, tegas, dan tidak tebang pilih.
Rakyat mendengar. Rakyat mengingat. Tapi lebih dari itu, rakyat menuntut bukti. Jangan sampai “jangan anggap NKRI bisa ditipu” hanya jadi kalimat yang bergema di podium, lalu hilang ditelan kompromi di belakang layar.
Kini saatnya membuktikan bahwa negara ini memang tak bisa dan tak akan pernah bisa ditipu lagi.

Jika benar Prabowo murka, maka waktunya kemarahan itu diubah menjadi keadilan yang tajam. Tidak hanya bagi mereka yang mencuri, tapi juga bagi mereka yang membiarkan pencurian terjadi. Rakyat menunggu. Bukan janji, tapi bukti.