Puluhan Miliar untuk RUTILAHU, Rumah Warga Miskin di Karawang Masih Banyak yang Roboh

Ilustrasi

KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Di tengah rencana Pemkab Karawang mengucurkan anggaran sebesar Rp30,3 miliar untuk program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RUTILAHU) tahun 2025, banyak warga miskin justru masih harus bertahan hidup dalam kondisi mengenaskan.

Beberapa di antaranya bahkan mengalami musibah rumah roboh sebelum bantuan yang dijanjikan benar-benar terealisasi. Situasi ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai efektivitas distribusi dan penyaluran program bantuan tersebut.

Tidak sedikit warga yang mengaku telah mengajukan permohonan bantuan sejak lama, namun belum mendapat kejelasan. Ketimpangan antara rencana dan pelaksanaan menjadi sorotan utama, terlebih saat kebutuhan masyarakat terhadap hunian layak semakin mendesak.

Pemerintah daerah diharapkan dapat mempercepat proses verifikasi dan penyaluran bantuan agar tidak ada lagi warga yang menjadi korban karena tinggal di rumah yang sudah tidak layak huni.

Kondisi ini dialami Kakek Saan (71) dan Nenek Enih (65), dua lansia di Dusun Mekarkembang, Desa Baturaden, Kecamatan Batujaya. Mereka hidup di rumah yang nyaris roboh, kondisi didinding bilik bambu yang sudah hancur, atap bocor, dan tiang-tiang penyangga rapuh. Kakek Saan bahkan memilih tidur di luar rumah karena takut tertimpa bangunan yang sewaktu-waktu bisa ambruk.

“Sudah diajukan lewat desa, tapi belum ada realisasi. Setiap hari kami waswas kalau hujan dan angin datang,” kata warga setempat.

Hal serupa dialami Nenek Enih, yang hidup sebatang kara. Rumah bilik bambunya lapuk, rembes saat hujan, dan nyaris tak layak disebut sebagai tempat tinggal. Ia menyambung hidup dari pekerjaan serabutan seperti mengarit padi. Di tengah ketidakpastian, ia hanya bisa berharap memiliki rumah layak sebelum usia menua lebih jauh.

Banyak Rumah Roboh, Bantuan Tak Kunjung Turun

Keterlambatan realisasi program RUTILAHU ini bukan kali pertama. Sebelumnya, rumah Kakek Kisan (70) di Dusun Tengah, Desa Telukbango, Kecamatan Batujaya dilaporkan roboh.

Kondisi mengenaskan juga dialami Ridwan (56 tahun), warga Kampung Jujuluk, Desa Ciptamarga, Kecamatan Jayakerta, yang tempat tinggalnya juga tak layak huni dan belum tersentuh bantuan.

Fakta-fakta ini menimbulkan tanda tanya besar di tengah pengumuman program RUTILAHU senilai lebih dari Rp30 miliar yang dijadwalkan baru mulai diproses Maret 2025 dan pekerjaan fisik dimulai November 2025. Sementara itu, rumah-rumah warga terus runtuh satu per satu.

“Ini bukti bahwa pemerintah daerah lamban mengatasi kemiskinan. Anggaran besar, tapi eksekusinya lambat. Rumah-rumah sudah keburu roboh sebelum tersentuh bantuan,” kata salah satu tokoh masyarakat Batujaya.

Harapan Warga: Prioritaskan yang Terparah

Masyarakat mendesak agar pelaksanaan program RUTILAHU 2025 memprioritaskan rumah-rumah yang paling parah dan berisiko roboh. Apalagi, banyak penerima manfaat adalah lansia dan warga berpenghasilan sangat rendah, yang tak mungkin memperbaiki rumahnya sendiri.

“Anggaran sebesar itu harus menyasar yang benar-benar butuh. Jangan sampai hanya jadi seremonial atau tumpang tindih di atas kertas,” kata seorang warga Jayakerta.

Pemerintah Kabupaten Karawang diharapkan segera mempercepat pendataan ulang dan verifikasi kondisi riil di lapangan, agar program ini tak sekadar menjadi rencana, tapi benar-benar menyelamatkan nyawa dan martabat warga miskin.

Reporter: Tusin Yudha | Editor: KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup