SP3JB Usulkan Pemakzulan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Imbas Larangan Study Tour

"Larangan study tour bikin ribuan pekerja wisata kehilangan nafkah. SP3JB nekat usulkan pemakzulan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

BANDUNG | KabarGEMPAR.com – Solidaritas Para Pekerja Pariwisata Jawa Barat (SP3JB) melayangkan usulan pemakzulan terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Langkah ini diambil buntut dari kebijakan pelarangan kegiatan study tour di sekolah-sekolah negeri yang dinilai memukul sektor pariwisata dan menghilangkan mata pencaharian ribuan pekerja.

Surat edaran yang menjadi dasar kebijakan tersebut adalah SE Gubernur Jawa Barat No. 45/pk.3/ tertanggal 6 Mei 2025. Menurut SP3JB, aturan itu diterapkan tanpa kajian mendalam dan mengabaikan dampak ekonomi bagi para pelaku industri wisata.

Koordinator SP3JB, Herdis Subarja, menyebut pihaknya sudah menempuh berbagai jalur komunikasi sebelum mengajukan usulan pemakzulan. “Kami sudah menyurati Dinas Pendidikan, Dinas Pariwisata, hingga Dinas UMKM, tapi hasilnya nihil. Aksi demonstrasi pun hanya ditemui perwakilan SKPD, tanpa kehadiran Gubernur,” ujarnya di Bandung, Rabu (27/8/2025).

Herdis menegaskan, usulan pemakzulan ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 76B, yang melarang kepala daerah membuat kebijakan yang merugikan atau meresahkan masyarakat. “Kebijakan ini jelas membuat ribuan pekerja kehilangan penghasilan. Bahkan gubernur sendiri mengatakan hanya mementingkan 90 persen kelompok masyarakat dan menomorduakan pelaku pariwisata yang dianggap hanya 10 persen. Itu bentuk diskriminasi,” tegasnya.

SP3JB sebelumnya juga sempat melayangkan surat terbuka kepada Presiden Prabowo Subianto pada 1 Agustus 2025. Dalam surat itu, mereka menyertakan opsi pemakzulan jika Gubernur Dedi tak kunjung memberikan solusi.

Tanggapan Singkat Gubernur

Menanggapi desakan pemakzulan, Gubernur Dedi Mulyadi memilih irit bicara. “Ya, enggak usah dikomentarin ya,” ucapnya singkat.

Meski begitu, Dedi sempat mengapresiasi langkah SP3JB yang membatalkan aksi unjuk rasa pada 25 Agustus 2025. Ia menilai keputusan itu membuka ruang dialog. “Pendidikan harus melahirkan kebaikan, bukan menambah beban keluarga. Semoga kawan-kawan SP3JB bisa menemukan jalan terbaik meningkatkan industri pariwisata tanpa menjadikan anak sekolah sebagai obyek,” kata Dedi dalam rekaman video, Minggu (24/8/2025).

Namun, dalam berbagai kesempatan Dedi menegaskan kebijakan tersebut bersifat final. “Saya tidak akan pernah berubah. Study tour tetap dilarang di seluruh Jawa Barat,” tandasnya.

Industri Pariwisata Diminta Berinovasi

Lebih lanjut, Dedi mendorong pelaku wisata mencari inovasi baru agar sektor pariwisata tidak bergantung pada rombongan study tour sekolah. “Semoga kawan-kawan bisa menemukan cara lain membangkitkan industri tanpa harus melibatkan anak-anak sekolah,” ujarnya.

Laporan: Tim Kabar Jabar | Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup