KMP Kritik Program “Sapoe Saribu”: Donasi Seribu Per Hari Bukan Solusi, Tapi Cermin Lemahnya Kepemimpinan
PURWAKARTA | KabarGEMPAR.com – Ketua Komunitas Madani Purwakarta (KMP) Zaenal Abidin menilai program “Sapoe Saribu” yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat bukan bentuk inovasi ekonomi, melainkan cerminan lemahnya kepemimpinan dan kehilangan arah transformasi.
Program donasi Rp1.000 per hari yang dikemas dengan narasi gotong royong dan solidaritas sosial itu, menurut Zaenal, sekilas tampak positif. Namun, di balik tampilan tersebut tersimpan persoalan mendasar mengenai tanggung jawab negara terhadap kesejahteraan rakyat.
“Kepemimpinan yang kuat seharusnya melahirkan gagasan besar, bukan gagasan kecil yang dibesarkan oleh pencitraan. Saat rakyat diminta menyumbang Rp1.000 per hari, sementara pemborosan anggaran dan praktik korupsi masih terjadi, publik wajar bertanya: di mana peran negara?” kata Zaenal dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (9/10/2025).
Zaenal menilai program itu menunjukkan kemiskinan visi dan reaktivitas fiskal pemerintah. Alih-alih memperkuat ekonomi daerah dan mendorong kemandirian rakyat, pemerintah justru tampak tergopoh mencari sumber dana tambahan tanpa strategi jangka panjang.
Menurutnya, akar persoalan terletak pada ketergantungan fiskal terhadap pemerintah pusat dan kurangnya keberanian daerah untuk melakukan transformasi ekonomi berbasis rakyat.
“Yang dibutuhkan bukan seruan donasi, tapi reformasi sistem ekonomi. Pemerintah harus membangun industri lokal, memperkuat koperasi modern, dan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan,” ujarnya.
KMP menilai kebijakan “Sapoe Saribu” justru menimbulkan paradoks: rakyat yang seharusnya diberdayakan malah dijadikan penyumbang, sementara pemerintah yang seharusnya melindungi justru menunggu empati dari rakyatnya sendiri.
Zaenal menegaskan bahwa krisis yang terjadi bukan terletak pada nominal “seribu rupiah” itu, melainkan pada mentalitas pemimpin yang sibuk mencari simpati publik daripada solusi konkret.

“Kita butuh pemimpin yang punya keberanian menata ekonomi rakyat, bukan yang hanya pandai memainkan narasi solidaritas,” katanya.
Ia menutup dengan menekankan pentingnya arah baru dalam kepemimpinan Jawa Barat.
“Seribu per hari dari rakyat bukan jawaban. Yang dibutuhkan rakyat adalah seribu solusi dari pemerintah yang berpihak dan visioner,” pungkas Zaenal.
Reporter: Heri Juhaeri
Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com