“Katanya Jadul”: Ketika Nostalgia, Tawa, dan Budaya Lokal Bertemu di Layar Kaca

SMK Tekraf 24 Jadi Bagian Sejarah Produksi Program Komedi Penuh Warna dari Karawang

Oleh: Redaksi KabarGEMPAR.com

KABARGEMPAR.COM – Bagi siswa-siswi SMK Tekraf 02 jurusan Produksi Film, pengalaman ini akan menjadi momen tak terlupakan. Untuk pertama kalinya, mereka terlibat langsung dalam proses produksi program televisi nasional. Tak hanya sebagai penonton proses, mereka ikut menyusun, merekam, bahkan menyumbang ide kreatif dalam program komedi terbaru bertajuk “Katanya Jadul” yang diproduksi oleh Magna TV.

Di bawah bimbingan Ibnu Mahtumi, sosok pendidik yang konsisten mengarahkan siswanya untuk tidak hanya cakap secara teori tapi juga unggul dalam praktik industri, keterlibatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi bisa sejajar dan selaras dengan kebutuhan dunia hiburan nasional.

“Anak-anak kami tidak hanya belajar, mereka menciptakan. Mereka mengalami dunia kerja yang sesungguhnya, dan ini membuat proses belajar menjadi hidup,” ujar Ibnu dengan penuh kebanggaan.

Tayangan Komedi yang Lebih dari Sekadar Tawa

Disutradarai oleh nama kondang Opa Toto Sipit, Katanya Jadul hadir bukan sekadar acara komedi biasa. Di tengah derasnya arus hiburan digital, program ini menjadi penyejuk yang mengajak pemirsa bernostalgia lewat lawakan khas masa lalu, dikemas dengan cara segar dan membumi.

“Kalau katanya jadul, ya berarti seru! Karena yang dulu-dulu itu bukan cuma kenangan, tapi pelajaran, bahkan hiburan yang nggak lekang waktu,” ucap Opa Toto sambil tersenyum di sela proses syuting.

Kekuatan Lokal, Cerita Nasional

Yang membuat Katanya Jadul istimewa adalah kolaborasinya dengan komunitas seni lokal Ecek Ebreg Medankarya dari Tirtajaya, Karawang. Kelompok ini dikenal sebagai pengusung seni rakyat dengan cita rasa humor yang kuat dan orisinalitas budaya kampung yang kental.

Sketsa dalam program ini menyentuh keseharian yang penuh warna dari antre minyak tanah, TV antena hanger, sampai sepeda jengki semua dibalut logat dan gaya khas rakyat Karawang yang membuat tawa menjadi akrab dan otentik.

Lebih dari Sekadar Hiburan: Ini Soal Ingatan dan Harga Diri Budaya

“Katanya Jadul” tak hanya mengajak tertawa. Ia menyentuh sisi memori kolektif masyarakat. Di balik gelak tawa, ada rasa rindu yang datang dari pengalaman hidup yang dulu pernah nyata.

“Misi kami sederhana,” ungkap tim kreatif Magna TV, “kami ingin orang tua bisa bilang ke anaknya, ‘Bapak dulu kayak gini lho!’”

Melalui program ini pula, potensi Karawang kembali diangkat. Tak lagi sekadar dikenal sebagai kota lumbung padi dan pangkal perjuangan, tapi juga sebagai lumbung kreativitas dan tawa yang sehat, hangat, dan membumi.

Segera Tayang, dan Tak Berhenti di Sini

Produksi Katanya Jadul saat ini sudah mendekati tahap akhir fase perdana. Cuplikan dan teaser yang tersebar di media sosial mendapat sambutan hangat.

Menariknya, ketika ditanya soal rencana ke depan, Opa Toto Sipit mengungkap bahwa ia sudah bersiap meluncurkan program berikutnya.

“Setelah Katanya Jadul tayang, kita langsung lanjut ke program situasi komedi berjudul ‘Kampung Bocor’. Konsepnya progresif, tetap akar kampung, tapi dengan pendekatan sinematik yang lebih kuat. Nantikan, ini bakal lebih ‘pecah’,” ungkapnya optimis.

Jadi, siapkan waktu dan camilan terbaik Anda. Duduklah bersama keluarga. Karena tawa yang paling jujur… seringkali datang dari masa lalu. Dan kini, masa depan tawa itu sedang dibangun dari kampung-kampung penuh cerita.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup