Pemdes Solokan Konsisten Bangun Kepedulian Sosial Lewat Pengajian dan Santunan Anak Yatim

Ilustrasi Kegiatan Pemdes Solokan tetap konsisten menggelar pengajian rutin bulanan sekaligus santunan anak yatim.

Di tengah gemerlap pembangunan fisik, hati nurani sebuah desa tetap berdetak. Bukan hanya beton dan aspal yang dikejar, tapi juga senyum anak yatim yang dirangkul.”

KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Pemerintah Desa Solokan, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, terus menunjukkan komitmen dalam menyeimbangkan pembangunan fisik dan pembinaan sosial-keagamaan. Di tengah padatnya agenda infrastruktur, Pemdes Solokan tetap konsisten menggelar pengajian rutin bulanan sekaligus santunan anak yatim yang kini telah memasuki putaran ke-17.

Khidmatnya Pengajian dan Santunan di Kantor Desa

Kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Solokan pada Sabtu (25/10/2025) tersebut berjalan penuh kekhidmatan. Hadir dalam acara tersebut perangkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Pada kesempatan kali ini, santunan diberikan kepada sekitar 40 anak yatim yang berasal dari Dusun Karajan dan Dusun Sungai Kobak.

Komitmen Pemerintah Desa

Kepala Desa Solokan, Hasan Saepudin, menegaskan bahwa kegiatan pengajian dan santunan ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah desa dalam memperkuat nilai-nilai sosial dan spiritual masyarakat.

“Kegiatan ini sudah memasuki putaran ke-17. Alhamdulillah, kali ini dua dusun mendapat giliran, yaitu Karajan dan Sungai Kobak. Sekitar 40 anak yatim menerima santunan dalam pengajian rutin bulanan ini,” ujar Hasan.

Lebih lanjut, Hasan menuturkan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan gerakan sosial dan spiritual yang lahir dari kesadaran serta partisipasi warga.

“Kami ingin tradisi baik ini terus berjalan dan memberi manfaat bagi masyarakat, terutama anak-anak yatim yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang kita semua,” tambahnya.

Apresiasi Masyarakat

Warga Desa Solokan memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah yang dilakukan Pemdes. Mereka menilai kegiatan ini sebagai bukti bahwa pemerintah desa tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan karakter, solidaritas, dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Pembangunan yang Berkelanjutan

Konsistensi hingga pelaksanaan ke-17 menjadi cerminan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak semata diukur dari infrastruktur yang berdiri kokoh, tetapi juga dari manusia dan nilai kemanusiaan yang tumbuh di dalamnya.
Tradisi pengajian dan santunan ini menjadi simbol bahwa kemajuan desa sejati lahir dari hati yang peduli dan kebersamaan yang tak pernah pudar.

Reporter: Dedi Iskandar
Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *