Petani di Pebayuran Resah, Ratusan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Petani berharap solusi cepat agar bisa kembali menanam padi dan menjaga produksi beras.

BEKASI | KabarGEMPAR.com – Para petani di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, tengah menghadapi masa sulit akibat kekeringan yang melanda lahan persawahan. Hal ini terjadi di Desa Karang Segar dan Karang Jaya, sejumlah petani mengaku kesulitan mencari air untuk mengairi sawah hingga menyebabkan potensi gagal panen.

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, kekeringan di Pebayuran berdampak pada enam desa dengan total 207 hektar sawah terancam kering. Kondisi ini membuat petani semakin resah karena musim tanam terganggu.

“Air sudah tidak ada, sawah kering, kami bingung harus bagaimana. Kami berharap pemerintah bisa segera membantu menyediakan air agar bisa menanam kembali,” kata Yayan, seorang petani di Karang Segar, saat ditemui, Sabtu (6/9/2025).

Hal senada disampaikan Sahrul, petani lain di Karang Jaya. Ia menuturkan, banyak petani terpaksa menunda penanaman padi karena sawah tidak bisa diolah tanpa pasokan air.

Status Tanggap Darurat

Pemerintah Kabupaten Bekasi telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan di wilayah tersebut. Salah satu langkah yang ditempuh adalah melakukan normalisasi sungai menggunakan alat berat. Upaya ini dilakukan untuk membuka jalur air dan mendorong aliran masuk ke area persawahan.

“Kami berupaya mempercepat normalisasi sungai agar air bisa mengalir ke sawah warga. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan langkah lain untuk mengurangi dampak kekeringan,” kata pejabat BPBD Kabupaten Bekasi.

Selain penanganan darurat, pemerintah daerah juga menyiapkan upaya jangka panjang untuk mengantisipasi kekeringan berulang. Beberapa di antaranya adalah:

• Normalisasi saluran air untuk meningkatkan aliran air ke persawahan.

• Pengembangan sistem irigasi yang lebih efektif guna menghemat dan mengefisienkan penggunaan air.

Petani berharap langkah-langkah tersebut dapat segera direalisasikan agar produksi padi tetap terjaga dan krisis pangan bisa dihindari.

Reporter: Dedi Iskandar | Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup