Pojok Komedi: Katanya Jadul, Sajian Segar Komedi Kampung dari Karawang yang Siap Mengocok Perut Penonton

Poster Pojok Komedi

28 Mei 2025 | Reporter: Arifin Saputra | Editor: Tim KabarGEMPAR.com l

DUNIA hiburan lokal kembali menggeliat dengan hadirnya “Pojok Komedi: Katanya Jadul”, sebuah produksi bergenre komedi yang mengangkat nuansa kampung klasik dengan bumbu-bumbu lawakan segar dan karakter yang unik. Poster film ini menampilkan para tokoh yang digambarkan dengan gaya karikatur lucu, mencerminkan nuansa jenaka yang menjadi ciri khas film ini.

Tokoh utama dalam poster tampak seorang pria paruh baya mengenakan kemeja cokelat dan kopiah hitam, berdiri gagah dengan sepeda ontelnya. Sosok ini merepresentasikan karakter sentral dalam cerita sosok bapak desa yang bijak namun sering terlibat dalam situasi-situasi absurd bersama warga lainnya.

Di sekelilingnya, berbagai karakter kampung turut mewarnai cerita: ada pemuda-pemuda sok jagoan, emak-emak cerewet, pedagang keliling, jagoan kampung yang penakut, hingga warga yang hobi memancing keributan hanya karena sepele. Setiap tokoh membawa keunikan masing-masing, menciptakan dinamika cerita yang hidup dan penuh tawa.

Diproduksi Rumah Production CAI, Produser: Seto Mulyadi, Produser Pelaksana : Arifin Saputra dan disutradarai oleh Toto Sipit, film ini juga menghadirkan nama-nama kreatif lainnya seperti Ahmad Paedoni (script), Moh. Abbas (D.O.P), dan Nana Romansyah (editing). Dukungan produksi yang datang dari komunitas kreatif lokal seperti Crew New Ecek Ebrek, Getih Karawang, SMK TEKRAF AL – AZHAR 02, serta Tim GEMPAR.

Film ini bukan hanya menyajikan hiburan, tapi juga membawa misi melestarikan budaya lawakan khas kampung yang mulai ditinggalkan. Dengan slogan “Katanya Jadul”, film ini mencoba menggali kembali nilai-nilai dan kelucuan sederhana dari masa lalu yang masih relevan hingga kini.

“Pojok Komedi” menjadi bukti bahwa Karawang tak hanya kaya budaya dan sejarah, tapi juga memiliki potensi besar di dunia perfilman lokal, khususnya genre komedi rakyat.

Tertawalah bersama mereka, karena kadang, di balik candaan kampung, tersimpan pesan kehidupan yang dalam.

Tutup