Sastra Bukan Sekadar Karya Tulis, Tapi Napas Peradaban: Bekasi Berpuisi Bangkitkan Semangat Literasi Kaum Muda

Foto: Sanggar Perkasa ini menyasar banyak kalangan, tak terbatas hanya pelajar, tapi juga menjangkau masyarakat luas.

BEKASI | KabarGEMPAR.com — Kota Bekasi kembali menunjukkan denyut budayanya lewat gelaran “Bekasi Berpuisi”, sebuah ajang lomba baca puisi yang tak sekadar menghadirkan kompetisi, tetapi juga menjadi ruang refleksi dan perlawanan terhadap menurunnya minat baca generasi kini.

Acara yang digelar oleh Sanggar Perkasa ini menyasar banyak kalangan, tak terbatas hanya pelajar, tapi juga menjangkau masyarakat luas. Tujuannya jelas: menyalakan kembali semangat membaca dan menulis di tengah arus digitalisasi yang kerap melupakan esensi literasi.

“Kita ingin membentuk masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Membaca adalah kunci untuk membuka wawasan pengetahuan dan wawasan global,” ujar salah satu narasumber dalam sambutannya.

Namun lebih dari itu, acara ini bukan sekadar puisi dan panggung. Ini adalah upaya nyata membangun karakter bangsa melalui kata-kata yang hidup. Di tengah tantangan zaman, literasi bukan hanya kebutuhan akademis, tapi fondasi kebangsaan.

“Literasi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Lewat lomba puisi, generasi muda diajak menghargai kekayaan budaya dan bahasa sebagai identitas bangsa, khususnya di Kota Bekasi yang dikenal heterogen,” lanjutnya.

Lomba ini diharapkan tidak berhenti di gelar juara, tapi mampu mencetak agen perubahan anak-anak muda yang tidak hanya bisa berpuisi, tapi mampu menjadi mercusuar semangat literasi di lingkungannya.

Kota Bekasi, dengan segala keragamannya, menjadi latar yang pas untuk misi ini. Kota yang hidup di antara adat lokal dan budaya luar, menjadikan sastra sebagai simpul kebersamaan dan ruang ekspresi lintas batas.

Salah satu penghargaan tertinggi disematkan kepada Sanggar Perkasa, yang dengan konsistensinya mengangkat puisi-puisi yang menyentuh empat dimensi utama kemanusiaan: perdamaian dan refleksi, keindahan dan keajaiban, perjuangan, serta cinta universal.

“Kami percaya, sastra bukan hanya karya tulis, tapi adalah kekuatan peradaban. Ia membentuk kesadaran kolektif, memperkuat karakter, dan menjadi pelita batin dalam kehidupan bermasyarakat,” tegasnya penuh semangat.

Bekasi Berpuisi bukan sekadar acara. Ini adalah pernyataan sikap. Bahwa di tengah hiruk-pikuk urbanisasi, masih ada ruang yang menjaga nilai, rasa, dan suara hati. Dan puisi, adalah jalannya.

Reporter: Sarudi Jaya | Editor: Redaktur KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup