Rumah Hampir Roboh, Pasutri di Karawang Berharap Program Rutilahu Segera Direalisasikan
KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Pasangan suami istri Uday (45) dan Marpuah (40), warga Dusun Cikeris II RT 12 RW 05, Desa Waluya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengaku bersyukur atas perhatian pemerintah daerah setelah rumah mereka yang nyaris roboh menjadi sorotan publik.
Pada akhir Agustus 2025 lalu, rumah Uday viral di berbagai media lokal dan cetak karena kondisinya yang sangat memprihatinkan. Tak lama setelah itu, Camat Kutawaluya, Arta, bersama staf seksi kesejahteraan sosial (Kasi Kesos) dan sejumlah perangkat Desa Waluya mendatangi kediaman Uday untuk meninjau langsung kondisi rumah tersebut.
“Waktu itu rumah saya dikatakan sangat memprihatinkan. Setelah beritanya viral, Pak Camat dan Kasi Kesos bersama pegawai desa datang melihat langsung,” kata Uday kepada wartawan, Sabtu (11/10/2025).
Menurut Uday, kedatangan rombongan kecamatan dan desa disusul oleh perwakilan dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) Kabupaten Karawang yang melakukan survei lapangan. Mereka bahkan meminta berkas administrasi seperti fotokopi KTP, KK, dan surat tanah sebagai persyaratan program rumah tidak layak huni (Rutilahu).
“Kata Pak Camat, tenang saja, nanti akan dibantu lewat dinas PRKP. Malah sudah disurvei langsung oleh pegawai dinas,” ujarnya.
Meski bantuan berupa bahan pangan yang dijanjikan Camat belum terealisasi sepenuhnya, Uday mengaku tetap bersyukur atas perhatian yang diberikan.
“Pak Camat sempat bilang mau bantu susu, mi instan, dan telur untuk anak saya yang masih sekolah. Walaupun belum ada, saya tetap berterima kasih karena sudah datang melihat langsung,” katanya.
Lebih lanjut, Uday berharap proses bantuan Rutilahu dapat segera terealisasi tahun ini. Ia mengaku khawatir rumahnya yang terbuat dari bilik bambu dan berdinding kayu rapuh bisa ambruk sewaktu-waktu.

“Pintu depan rumah sudah ditopang dua bambu. Kalau enggak, mungkin sudah ambruk. Saya harap tahun ini bisa dibangun, jangan sampai loncat tahun,” tuturnya.
Sementara itu, sang istri, Marpuah, menuturkan bahwa dirinya dan suami bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan harian sekitar Rp40.000. Kondisi ekonomi yang terbatas membuat mereka sulit memperbaiki rumah maupun membiayai pendidikan anak.
“Kami kerja di sawah dari subuh sampai magrib, dapat empat puluh ribu per hari. Untuk makan saja kadang cuma sambal dan garam. Jadi mana sanggup bangun rumah,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Marpuah berharap Bupati Karawang, Aep Saepuloh, dapat memperhatikan nasib warganya yang hidup dalam keterbatasan.
“Kami mohon perhatian Bapak Bupati Karawang, semoga rumah kami bisa segera dibangun lewat program Rutilahu. Sudah rapuh, dinding bambu dimakan rayap, lantainya tanah,” katanya.
Program Rutilahu sendiri merupakan salah satu program Pemerintah Kabupaten Karawang yang bertujuan memperbaiki rumah warga miskin agar layak huni dan memenuhi standar kesehatan dasar.
Reporter: Dedi Mio
Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com