Dua Ruang Kelas SMPN Satu Atap 2 Batujaya Akan Direhabilitasi Berat, Warga Harap Pembangunan Tak Asal-asalan
KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karawang akan melaksanakan proyek rehabilitasi dua ruang kelas di SMPN Satu Atap 2 Batujaya, Kecamatan Batujaya, pada tahun anggaran 2025. Proyek ini didanai melalui APBD II Kabupaten Karawang dan merupakan bagian dari upaya peningkatan sarana dan prasarana pendidikan tingkat sekolah menengah pertama.
Berdasarkan dokumen pengadaan, pekerjaan akan mencakup rehabilitasi sedang hingga berat terhadap dua ruang kelas yang kondisinya telah mengalami kerusakan serius, terutama pada struktur atap, lantai, dan plafon. Kontrak proyek menggunakan sistem harga satuan dan meliputi delapan kelompok pekerjaan utama, mulai dari pekerjaan struktur, atap, pengecatan hingga instalasi listrik.
Pekerjaan ini dimenangkan oleh CV Setia Utama, perusahaan asal Kabupaten Bogor, dengan nilai kontrak Rp 385.365.589,74, lebih rendah sekitar Rp 79,8 juta dari HPS senilai Rp 465.223.500,00.
Kuasa Pengguna Anggaran dan Pejabat Pembuat Komitmen, Yanto, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa proyek ini ditujukan untuk menciptakan ruang belajar yang aman, nyaman, dan sesuai standar.
“Kami berkomitmen membenahi infrastruktur pendidikan hingga pelosok. Rehabilitasi ini diharapkan memberikan dampak positif bagi proses belajar siswa di Batujaya,” ungkap Yanto.
Namun, hingga berita ini diterbitkan, hasil pantauan KabarGEMPAR.com di lapangan menunjukkan bahwa pekerjaan fisik belum dimulai, meskipun pemenang tender telah ditetapkan.
Kekhawatiran pun muncul dari warga sekitar yang berharap pembangunan dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan tidak asal-asalan.
“Kami minta bangunan jangan asal jadi. Ini untuk anak-anak kami juga. Gunakan material dan rangka sesuai perencanaan, jangan dikurangi,” ujar warga Desa Baturaden yang anaknya bersekolah di SMP tersebut.

Menurut warga lainnya, proyek ini harus diawasi secara ketat karena ruang kelas yang rusak saat ini sangat tidak layak digunakan.
“Kalau bisa cepat dikerjakan, tapi jangan karena dikejar waktu lalu dikerjakan asal. Mending lambat tapi kuat dan tahan lama,” ucap orang tua siswa lainnya.
Laporan: Tusin Yudha | Editor: Redaktur KabarGEMPAR.com