Mensos Masih Pertimbangkan Uang Saku untuk Siswa Sekolah Rakyat

Menteri Sosial Gus Ipul belum putuskan soal uang saku bagi siswa Sekolah Rakyat, sebut masih dalam tahap pertimbangan konsep.

JAKARTA | KabarGEMPAR.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkap bahwa pemberian uang saku bagi peserta Program Sekolah Rakyat masih dalam tahap pertimbangan. Ia menyebut, kebijakan tersebut belum diputuskan karena pemerintah masih menyusun konsep terbaik agar tepat sasaran dan efektif, disampaikan Gus Ipul  usai meninjau simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta Timur Rabu (9/7/2025).

Dalam keterangannya, Gus Ipul menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan kajian menyeluruh terhadap berbagai aspek pelaksanaan program, termasuk soal bantuan uang saku bagi para siswa. Menurutnya, dukungan pemerintah bukan hanya soal biaya pendidikan, tapi juga mencakup berbagai kebutuhan penunjang agar peserta didik dari keluarga prasejahtera bisa belajar dengan tenang.

Program Sekolah Rakyat merupakan terobosan Kementerian Sosial untuk memberikan akses pendidikan kepada anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Para siswa yang lolos seleksi akan tinggal di asrama dan mengikuti pembelajaran intensif di sentra-sentra milik Kemensos. Peluncuran program dijadwalkan pada 14 Juli 2025, dan ditargetkan berlangsung di 100 lokasi secara nasional.

Hingga kini, antusiasme terhadap Sekolah Rakyat terbilang tinggi. Banyak anak-anak yang menyatakan semangat mengikuti program ini karena tidak hanya mendapat pendidikan formal, tetapi juga keterampilan kerja, karakter, serta kemungkinan mendapat fasilitas tinggal dan makan gratis.

Meski begitu, belum dipastikannya uang saku menimbulkan tanda tanya di kalangan publik. Sejumlah pihak berharap pemerintah memberikan insentif berupa uang saku untuk membantu kebutuhan harian siswa, khususnya mereka yang tinggal jauh dari keluarga. Gus Ipul menegaskan bahwa kebijakan ini belum final dan akan diumumkan setelah konsepnya matang.

Kementerian Sosial juga telah mencatat ada lebih dari 4 juta anak usia 7–18 tahun yang tidak sekolah atau putus sekolah di Indonesia. Data ini menjadi salah satu dasar kuat Kemensos menggulirkan Program Sekolah Rakyat sebagai langkah percepatan pengentasan kemiskinan dan keterbatasan akses pendidikan.

Dengan model pendidikan yang fleksibel dan terintegrasi, lulusan Sekolah Rakyat nantinya tidak diwajibkan untuk melanjutkan kuliah. Mereka bisa langsung bekerja, membuka usaha, atau tetap melanjutkan ke jenjang lebih tinggi sesuai kemampuan dan minat masing-masing. Pemerintah berharap, melalui program ini, generasi muda dari keluarga tidak mampu dapat memiliki masa depan yang lebih cerah.

Lapran: Tim Kabar Nasional | Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup