Penerima PIP di Batujaya Anjlok, Tiga Sekolah Negeri Jadi Sorotan
KARAWANG | KabarGEMPAR.com – Program Indonesia Pintar (PIP) yang digembar-gemborkan pemerintah sebagai solusi pendidikan bagi siswa miskin, justru menunjukkan gejala kemunduran di Kecamatan Batujaya, Karawang. Berdasarkan penelusuran KabarGEMPAR.com, jumlah siswa penerima bantuan PIP anjlok drastis selama tiga tahun terakhir.
Data resmi yang diperoleh menyebutkan, pada tahun 2023 tercatat 1.448 siswa sebagai penerima bantuan di Batujaya. Namun di tahun 2025, jumlahnya tinggal 571 siswa saja. Turun 60 persen, tanpa ada penjelasan yang masuk akal dari pemerintah.
Tiga Sekolah Negeri Utama Jadi Korban
Penurunan terbanyak terjadi di tiga sekolah negeri yang selama ini rutin menjadi penerima dana PIP, yakni:
1. SMPN 1 Batujaya – Dulu Ribuan, Kini Ratusan
Jumlah Siswa Penerima :
2023 1.177 siswa
2024 997 siswa

2025 424 siswa
Sekolah terbesar di Batujaya ini kehilangan lebih dari setengah jumlah penerima dalam tiga tahun terakhir. Penurunan 64 persen membuat banyak orang tua siswa mengeluh dan mempertanyakan validitas data penerima.
2. SMPN Satu Atap 1 Batujaya – Naik Turun Tak Terkendali
Jumlah Siswa Penerima:
2023 118 siswa
2024 132 siswa
2025 71 siswa
Setelah sempat naik pada 2024, penerima PIP di sekolah ini terjun bebas hampir 50 persen di tahun berikutnya. Penyaluran dana disebut tetap 100 persen, tapi jumlah penerima mengecil secara tiba-tiba.
3. SMPN Satu Atap 2 Batujaya – Penurunan Bertahap Tapi Tetap Mengkhawatirkan
Jumlah Siswa Penerima:
2023 153 siswa
2024 108 siswa
2025 76 siswa
Meskipun proses penyaluran PIP di sekolah ini tergolong rapi dan tertib, jumlah penerima tetap terus menurun tiap tahunnya. Hanya satu siswa pada 2025 yang belum tervalidasi, menyebabkan dana Rp375.000 belum cair.
“Kemiskinan Nggak Hilang, Tapi Kenapa PIP-nya Hilang?”
Praktisi hukum juga pemerhati pendidikan Karawang, Asep Agustian, SH., MH., menyebut fenomena ini sebagai kejanggalan besar.
“Kemiskinan nggak hilang, bahkan makin banyak. Tapi penerima PIP justru makin sedikit. Jangan-jangan ada yang sengaja mengurangi atau salah input data,” tegasnya kepada KabarGEMPAR.com, Senin (28/7/2025).
Asep juga menyoroti sistem pendataan yang menurutnya terlalu bergantung pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang banyak dianggap tidak akurat dan ketinggalan zaman.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang belum memberikan tanggapan apapun. Beberapa kepala sekolah yang dihubungi menyatakan bahwa mereka hanya bisa mengusulkan siswa penerima PIP, namun keputusan akhir
sepenuhnya berada di tangan pemerintah pusat melalui proses verifikasi DTKS.
Berikut Data Lengkap Penerima PIP Tahun 2025 di Batujaya:
Sekolah Negeri
SMPN 1 Batujaya: 424 siswa, Rp247.875.000
SMPN Satu Atap 1 Batujaya: 71 siswa, Rp43.500.000
SMPN Satu Atap 2 Batujaya: 76 siswa, Rp46.125.000
Sekolah Swasta
SMPIT Nurul Huda Batujaya: 33 siswa, Rp12.375.000
SMP Pelita Nusantara: 22 siswa, Rp8.250.000
SMPI Daarul Huffazh: 20 siswa, Rp7.500.000
SMP IT Batujaya: 5 siswa, Rp1.875.000
SMPIT Al-Azhar 24: 9 siswa, Rp3.375.000
SMP Islam Minhajul Falah: 8 siswa, Rp3.000.000
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
PKBM Tunas Makrifat: 8 siswa, Rp4.875.000
PKBM Minhajul Falah: 3 siswa, Rp2.250.000
PKBM Nurul Ulum: 3 siswa, Rp2.250.000
PKBM Nurul Haq Abada: 1 siswa, Rp375.000
Penurunan drastis jumlah penerima PIP di Batujaya menimbulkan kecurigaan sekaligus keresahan. Banyak pihak meminta evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme pendataan dan verifikasi penerima PIP, agar siswa miskin tidak menjadi korban sistem yang tak transparan.
Laporan: Tim Investigasi | Editor: Redaktur KabarGEMPAR