Tajug Gede Menggema: Tangis, Harap dan Do’a Iringi Keberangkatan Jemaah Haji Asal Purwakarta
PURWAKARTA | KabarGEMPAR.com — Matahari belum tinggi, namun halaman Tajug Gede Cilodong, Bungursari, telah ramai sejak pagi, Minggu (25/5/2025). Di bawah langit yang cerah, ratusan orang berkumpul. Sebagian membawa koper besar, sebagian lain menggenggam erat tangan orang yang mereka cintai. Tangis, harap, dan doa bercampur menjadi satu. Hari itu, adalah hari yang telah lama dinanti, hari keberangkatan menuju Tanah Suci.
Sebanyak 308 jemaah haji asal Kabupaten Purwakarta, tergabung dalam Kloter 23, dilepas secara resmi oleh Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin, yang hadir mewakili Bupati Saepul Bahri Binzein. Bersama mereka, tujuh orang petugas juga turut mendampingi untuk memastikan pelaksanaan ibadah haji berjalan lancar.
Di antara para jemaah, ada yang telah menunggu lebih dari satu dekade untuk mendapat giliran. Wajah-wajah mereka tampak teduh, menyimpan rasa syukur yang dalam. Isak tangis pecah di sana-sini, terutama saat para jemaah berpamitan dengan keluarga. Pelukan panjang, bisikan doa, dan air mata tak mampu dibendung. Seorang ibu tua mencium kening anaknya berulang kali. Seorang ayah menggenggam tangan istrinya erat, seolah tak ingin lepas, namun tahu inilah jalan menuju ridha Allah.
Dalam sambutannya, Abang Ijo menuturkan bahwa ibadah haji adalah perjalanan spiritual yang bukan hanya menuntut fisik, tetapi juga kesiapan hati dan jiwa.
“Ini adalah panggilan Allah yang tidak datang dua kali. Maka tunaikanlah dengan niat tulus, hati yang bersih, dan semangat penuh keikhlasan. Semoga seluruh jemaah meraih kemabruran yang hakiki,” ucapnya dengan suara tenang namun bergetar.
Para jemaah akan diberangkatkan menuju Embarkasi Haji Bekasi, sebelum terbang ke Tanah Suci pada malam harinya. Seluruh proses keberangkatan telah dipersiapkan dengan matang oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta bekerja sama dengan Kementerian Agama, mulai dari pelatihan manasik hingga pemeriksaan kesehatan dan logistik.
Namun, pagi itu bukan hanya tentang prosedur atau jadwal penerbangan. Pagi itu adalah tentang hati-hati yang siap menanggalkan dunia demi memenuhi panggilan ilahi. Tentang keluarga yang melepas dengan linangan air mata, namun juga dengan keyakinan bahwa perpisahan ini adalah bagian dari ibadah.
Tajug Gede menjadi saksi: bahwa iman, harapan, dan cinta bisa menyatu dalam satu perjalanan. Sebuah perjalanan suci menuju Baitullah.

Reporter: Juhaeri
Editor: Redaksi KabarGEMPAR.com