Wali Kota Bekasi Tekankan Integritas Guru dan Pendidikan Tanpa Beban: “Tidak Boleh Ada Titip Jabatan!”
KOTA BEKASI | KabarGEMPAR.com – Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, kembali menegaskan komitmennya terhadap perbaikan sistem pendidikan di Kota Bekasi dengan menekankan pentingnya integritas, kepedulian, dan transparansi. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri kegiatan peningkatan kualitas pendidikan guru yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Bekasi di Balai Patriot, Jumat (25/07/2025).
Didampingi oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Alexander Zulkarnaen, Tri menyoroti sejumlah isu krusial di dunia pendidikan, mulai dari sistem penerimaan peserta didik, beban pembiayaan orang tua, hingga praktik-praktik tidak etis dalam penempatan jabatan.
“Anak-anak harus bahagia saat belajar. Bermain itu membangun karakter, bukan menciptakan tekanan. Jangan sampai sistem membuat mereka kehilangan semangat hanya karena persaingan yang tidak sehat,” ujarnya di hadapan ratusan tenaga pendidik dari berbagai satuan pendidikan.
Tri juga menyinggung fenomena “no viral, no justice” yang kerap terjadi dalam penanganan masalah di sekolah. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bekasi tidak akan membiarkan persoalan berlarut, termasuk yang sempat mencuat di SMPN 7 beberapa waktu lalu.
“Kita harus bergerak cepat dan bijak. Saya minta semua guru tetap profesional meskipun menghadapi tantangan seperti jumlah murid yang banyak. Ingat, keberkahan datang dari ketulusan dan doa anak-anak,” tambahnya.
Sorotan juga diberikan pada pembiayaan kegiatan sekolah. Tri secara tegas menolak segala bentuk pembebanan yang tidak proporsional kepada wali murid, seperti kegiatan renang atau les tambahan yang dijadikan ajang komersialisasi.
“Renang itu membentuk karakter, bukan ajang ambil untung. Tidak boleh jadi beban orang tua. Pendidikan itu tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Isu paling sensitif yang disentuh Tri adalah praktik jual beli jabatan dan sertifikasi guru. Ia menyatakan perang terhadap budaya titip-menitip yang mencederai profesionalisme pendidikan.

“Tidak boleh lagi ada bayar untuk jadi kepala sekolah, tidak boleh bayar untuk sertifikasi. Ini soal integritas. Kita jaga marwah pendidikan kita,” tutup Tri dengan tegas.
Dengan pernyataan ini, Tri Adhianto kembali mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin yang ingin mengembalikan pendidikan pada nilai-nilai murni: keikhlasan, kejujuran, dan tanggung jawab. Pemerintah Kota Bekasi pun diharapkan terus bergerak membersihkan praktik-praktik tidak sehat demi menciptakan generasi masa depan yang unggul dan berintegritas.
Laporan: Tim Kabar Bekasi | Editor: Redaktur KabarGEMPAR.com